قصة رواد الفضاء ناسا الذين نجوا من أضرار الصواريخ

Cerita Menegangkan Astronaut NASA yang Selamat dari Kerusakan Roket

0 1٬159

جاكرتا، إندونيسيا اليوم – في الأسبوع الماضي، الخميس (11/10)، كان يومًا لا ينسى لرائداي الفضاء نيك هاغو وأليكسي أوفشينين. إنهم يواجهون حالة ما بين الحياة والموت عندما اضطرا الهبوط لحالة طارئة لأن صاروخ سويوز التي أقلع بهم قد تضرر.

وأوضحت ناسا أن فشل الصاروخ الداعم لمركبة سويوز التي اقلع بهاغو وأوفشينين تسبب بغطسها بشكل قوي عند الهبوط. وتسمى هذه الطريقة “وضعية السلالة الباليستية”. وهذا يعني أن المركبة سويوز هبطت على الأرض بزاوية حادة جدًا عن المعتاد.

وأوضح هاغو أنه عندما رأى ضوء التحذير بشأن الصاروخ الداعم، أدرك أنه لن يذهب إلى الفضاء وتحولت المهمة إلى محاولة هبوط طارئ.

وقال هاغو لوكالة أسوشييتد برس: “إننا ندرك أنه إذا أردنا الهبوط بنجاح، فعلينا التزام الهدوء، ويجب أن ننفذ إجراءات الهبوط بشكل جيد وعلى قدر الإمكان”.

وأضاف هاغو “عندما تنتلق إلى الفضاء ويواجه الصاروخ المعزز مشاكل في حال ان السرعة تصل إلى 1800 متر في الثانية، فإن كل شيء يحدث بشكل حيوي وسريع للغاية”.

يمكنك القول إن نتائج التدريب الذي استمر لمدة عامين والذي عاشه هاغو في روسيا ساعدته على إنقاذه. يمكن لهاغو تنفيذ إجراءات الهبوط في حالات الطوارئ بمهارة والقيام به باللغة الروسية.

وقال هاغو “كل ما لدي من غرائز وردود فعل أثناء وجودي في الكبسولة (سويوز) هو التحدث باللغة الروسية.”

قصة رواد الفضاء ناسا الذين نجوا من أضرار الصواريخ --

أثناء الهبوط الاضطراري، يواصل هاغو النظر عبر النافذة للتأكد من أن النظام في سويوز يعمل بشكل جيد ويفحص أيضًا منطقة الهبوط الخاصة به. لأنها هبطت بمناورات متطرفة، شعرت بقوة القوة أقوى بسبع مرات من قوة الجاذبية.

لحسن الحظ، هبطت هاغو واوفتشينين بأمان على بعد 20 كيلومترا من الجانب الشرقي من مدينة دجيززكان في كازاخستان دون وقوع إصابات.

وقال هاغو “عندما هبطنا كنا في وضع معلق ورؤوسنا في الأسفل وبحثنا بعضنا بعضا مع ابتسامة عريضة.”

واضاف “لقد مد هو (اوفشينين) يده التي رحبت بها بمصافحة، ثم بدأنا نمزح بشأن مدى قصر رحلتنا”.

وأوضح أيضًا على أنهما اتصلا فورا بغرفة التحكم ومن ثم عائلاتهما. ونقلت مجلة “ساينس أليرت” عن هاغو قوله “لقد أخبرت زوجتي بأنني بخير وهذه هي أكثر الرحلات جنوناً”.

المترجمة: فتحية غزالي | المصدر: كومبارانج


Jakarta, Indonesiaalyoum.com – Pekan lalu, Kamis (11/10), menjadi hari tak terlupakan bagi astronaut Nick Hague dan kosmonaut Alexei Ovchinin. Mereka menghadapi situasi antara hidup dan mati saat harus melakukan pendaratan darurat karena roket Soyuz yang membawa mereka mengalami kerusakan.

NASA menjelaskan bahwa kegagalan roket pendorong membuat Soyuz yang membawa Hague dan Ovchinin mendarat dengan cara menukik ekstrem. Cara ini disebut “ballistic descent mode”. Artinya, Soyuz mendarat ke Bumi dengan sudut yang sangat curam dibanding biasanya.

Hague menjelaskan bahwa ketika ia melihat lampu peringatan mengenai roket pendorong menyala, ia sudah menyadari bahwa ia tidak akan ke luar angkasa dan misi telah berubah menjadi usaha pendaratan darurat.

“Kami sadar bahwa jika kami ingin berhasil mendarat, kami perlu tetap tenang dan harus melakukan prosedur pendaratan dengan baik serta efisien semampunya,” kata Hague kepada Associated Press, menceritakan pengalamannya.

“Ketika Anda sedang meluncur ke luar angkasa dan roket pendorong Anda mengalami masalah di saat kecepatan mencapai 1.800 meter per detik, segala sesuatu terjadi dengan dinamis dan juga sangat cepat,” tambah Hague.

Bisa dibilang hasil latihan selama dua tahun yang dijalani Hague di Rusia lah yang membantu menyelamatkannya. Hague bisa menjalankan prosedur pendaratan darurat dengan lihai dan melakukannya dalam bahasa Rusia.

“Semua insting dan refleks saya saat berada di dalam kapsul (Soyuz) adalah untuk bicara Bahasa Rusia,” ujar Hague.

Selama pendaratan darurat, Hague terus melihat ke luar jendela untuk memastikan sistem di Soyuz bekerja dengan baik dan juga memeriksa daerah pendaratan mereka. Karena mendarat dengan manuver ekstrem, ia merasakan tekanan gaya tujuh kali lebih kuat dari gaya gravitasi.

Untungnya, Hague dan Ovchinin berhasil mendarat dengan selamat 20 kilometer di sebelah timur kota Dzhezkazgan di Kazakhstan tanpa cedera.

“Saat mendarat kami berada di posisi tergantung dengan kepala di bawah dan kami saling melihat satu sama lain sambil tersenyum lebar,” kata Hague.

“Dia (Ovchinin) mengulurkan tangannya yang saya sambut dengan jabat tangan, dan kemudian kami mulai bercanda mengenai betapa sebentarnya perjalanan kami,” tambahnya lagi.

Ia pun menjelaskan bahwa mereka langsung menghubungi ruang kontrol dan kemudian keluarga mereka. “Saya bilang ke istri ‘Saya baik-baik saja dan ini merupakan perjalanan paling gila’,” kata Hague dikutip dari Science Alert.

Penerjemah : Fathiyah Gazali | Sumber: Kumparan

تعليقات
Loading...