تخلَّ عن الدولار! إندونيسيا وماليزيا وتايلاند تتبنى المعاملات بالعملة المحلية
Tinggalkan Dolar! Indonesia, Malaysia, dan Thailand Lanjutkan Transaksi dengan Mata Uang Lokal
جاكرتا, إندونيسيا اليوم – في خطوة لتعزيز العلاقات الاقتصادية الإقليمية، اتفقت كلٌّ من إندونيسيا وماليزيا وتايلاند على الاستمرار في استخدام العملات المحلية في معاملاتها التجارية وتوسيع نطاق تنفيذها.
إقرأ أيضا: مجلس الاقتصاد الوطني يناقش مع الرئيس برابوو تأثير سياسات ترامب على اقتصاد إندونيسيا
جاء هذا التعاون بين الدول الثلاث في إطار تنفيذ المعاملات بالعملة المحلية، والذي تم توثيقه ضمن إرشادات التشغيل الخاصة بإطار المعاملات بالعملة المحلية//LCTF OG//.
تعزيز الكفاءة والتوسع في المعاملات عبر الحدود
يسعى هذا الاتفاق إلى تحقيق كفاءة أكبر في المعاملات المالية بين الدول الثلاث، وزيادة شفافيتها وسهولة تنفيذها، مما يعود بالنفع على التجارة والاستثمار في منطقة جنوب شرق آسيا.
وقال رمضان ديني براكوسو //Ramdan Denny Prakoso//، المدير التنفيذي لإدارة الاتصالات في بنك إندونيسيا:
“الإرشادات التشغيلية الجديدة تعزز من كفاءة وسهولة تنفيذ المعاملات المالية بالعملات المحلية بين إندونيسيا وماليزيا وتايلاند، مما يجعلها أكثر اتساقًا ووضوحًا للمؤسسات المالية والمتعاملين.”
بفضل هذا الإطار، أصبح بإمكان الشركات والمستثمرين إجراء المعاملات المالية بشكل مباشر باستخدام عملاتهم الوطنية دون الحاجة إلى تحويلها إلى الدولار أو العملات الأجنبية الأخرى.
فرص أوسع للمستثمرين
لم يعد استخدام العملة المحلية مقتصرًا على التجارة والاستثمار المباشر فقط، بل تم توسيع نطاقه ليشمل الاستثمار في المحافظ المالية، مما يمنح المستثمرين فرصًا أكبر لإجراء المعاملات مع تقليل مخاطر تقلبات أسعار الصرف.
وقال رمضان ديني براكوسو:
“يمكن للمستثمرين الآن تنفيذ معاملاتهم بالعملة المحلية وتقليل مخاطر تقلبات أسعار الصرف، مما يعزز من استدامة الاستثمارات عبر الحدود.”
ضمن هذا الإطار، سيتم الترحيب بالبنوك التجارية المؤهلة للمشاركة في توسيع نطاق المعاملات بالعملة المحلية، حيث ستلعب هذه البنوك دورًا رئيسيًا في تسهيل المعاملات عبر الحدود والاستفادة من شبكاتها المصرفية القوية.
زيادة استخدام العملات المحلية في التجارة والاستثمار
منذ تطبيق إطار المعاملات بالعملة المحلية //LCTF//، شهدت الدول الثلاث زيادة في حجم المعاملات التجارية باستخدام العملات الوطنية، مما يوفر خيارات أوسع للشركات لإجراء معاملاتها بطريقة أكثر كفاءة.
وتواصل إندونيسيا وماليزيا وتايلاند التزامها بتعزيز استخدام العملات المحلية في التجارة والاستثمار، بما يساهم في تحقيق تكامل اقتصادي أقوى في جنوب شرق آسيا.
وقال رمضان ديني براكوسو في ختام حديثه:
“هذا الإطار سيمنح الشركات خيارات أفضل لإجراء المعاملات عبر الحدود، مما يساعد على تقليل الاعتماد على العملات الأجنبية، وتحقيق استقرار اقتصادي أكبر لدول المنطقة.”
إقرأ أيضا: رئيس وزراء ماليزيا يدين خرق إسرائيل اتفاق وقف إطلاق النار في غزة
إن تعزيز استخدام العملات المحلية لا يُسهم فقط في تقليل التبعية للدولار الأمريكي، بل يعزز أيضًا الاستقرار المالي والاقتصادي في الدول المشاركة، مما يعزز مكانة جنوب شرق آسيا على الساحة الاقتصادية العالمية.
إرني بوسبيتا ساري | إندونيسيا اليوم | GNFI
JAKARTA, INDONESIA ALYOUM.COM – Dalam upaya untuk memperkuat hubungan ekonomi regional, Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah sepakat untuk melanjutkan dan memperluas penerapan transaksi berbasis mata uang lokal.
Kerja sama ini termaktub dalam Pedoman Operasional Kerangka Kerja Transaksi Berbasis Mata Uang Lokal (Local Currency Transaction Framework Operational Guidelines atau LCTF OG).
Kesepakatan ini akan memungkinkan ketiga negara untuk meningkatkan efisiensi, skalabilitas, dan konsistensi dalam transaksi lintas batas menggunakan mata uang masing-masing. Hal ini ini diyakini akan membawa dampak positif bagi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Tenggara.
Meningkatkan Efisiensi dan Skalabilitas Transaksi Lintas Batas
Pedoman operasional yang diselaraskan ini bertujuan untuk meningkatkan konsistensi dan efisiensi dalam memfasilitasi transaksi menggunakan mata uang lokal antara Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
“LCTF OG yang diselaraskan meningkatkan konsistensi, skalabilitas, dan efisiensi dalam memfasilitasi transaksi mata uang lokal di ketiga negara,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso.
Dengan pedoman ini, proses transaksi antar negara akan menjadi lebih sederhana dan transparan, serta lebih mudah diakses oleh lembaga keuangan dan pihak-pihak terkait lainnya. Sebagai bagian dari kerangka kerja ini, ketiga negara sepakat untuk memperluas jenis transaksi yang dapat dilakukan dalam mata uang lokal.
Kini, tidak hanya perdagangan barang dan jasa serta investasi langsung yang dapat dilakukan menggunakan mata uang lokal, tetapi juga investasi portofolio. Ini membuka peluang bagi investor untuk mengurangi risiko nilai tukar sambil tetap menjaga keberlanjutan investasi lintas batas.
Peluang Lebih Besar Bagi Investor
Dengan diperluasnya ruang lingkup transaksi yang dapat dilakukan dalam mata uang lokal, investor kini memiliki lebih banyak kesempatan untuk bertransaksi tanpa harus terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar.
“Investor saat ini memiliki peluang yang lebih besar untuk melakukan transaksi dalam mata uang lokal sambil mengurangi risiko nilai tukar,” terang Ramdan. Ini berarti, dengan meningkatnya transaksi dalam mata uang lokal, ketiga negara dapat mengurangi ketergantungan pada mata uang asing yang rentan terhadap perubahan nilai tukar.
Salah satu poin penting dari kesepakatan ini adalah penyambutan bank-bank komersial berkualifikasi untuk berpartisipasi dalam memperluas LCTF.
Bank-bank ini akan memiliki peran kunci dalam memfasilitasi transaksi mata uang lokal, memanfaatkan kekuatan operasional mereka serta jaringan lintas batas yang sudah terbangun.
Langkah ini diharapkan dapat mempercepat adopsi dan penerapan transaksi berbasis mata uang lokal, terutama di sektor bisnis dan perdagangan.
Tren Peningkatan Transaksi Mata Uang Lokal
Semenjak penerapan LCTF, Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah melihat adanya tren peningkatan dalam transaksi mata uang lokal untuk perdagangan bilateral.
Penerapan kerangka kerja yang diselaraskan ini memberikan lebih banyak opsi bagi para pelaku bisnis untuk melakukan transaksi lintas batas dengan cara yang lebih efisien.
Ketiga negara juga terus berkomitmen untuk mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan investasi di kawasan Asia Tenggara.
“Kerangka kerja ini akan memberi opsi yang lebih baik bagi para pelaku bisnis untuk transaksi lintas-batas,” ujar Ramdan. Dengan terus berkembangnya penggunaan mata uang lokal, kawasan Asia Tenggara berpotensi untuk menjadi lebih terintegrasi secara ekonomi, dengan transaksi yang lebih lancar dan stabil.
Penggunaan mata uang lokal ini dapat mengurangi ketergantungan pada mata uang asing dan memperkuat stabilitas ekonomi domestik ketiga negara. Tak hanya itu, juga menjadi langkah penting dalam memperkuat posisi ekonomi Asia Tenggara di pasar global.
Erni Puspita Sari | GNFI