وزارة القرى: صندوق القرى 2019 يقدر بـ 80 تريليون روبية
Mendes: Dana Desa 2019 Diperkirakan Rp 80 Triliun
جكرتا، إندونيسيا اليوم – أكد وزير القرى في قطاع تطوير المناطق المتخلفة والهجرة إيكو بوترا سانجويو أن تمويل القرى في عام 2019 سيزداد. ويقدر أن تخصيص الأموال القروية في العام القادم بمبلغ يتراوح من 75 تريليون روبية إلى 80 تريليون روبية.
“ويقدر أن يرتفع من 75 تريليون روبية إلى 80 تريليون روبية. وفي الحقيقة، الرئيس جوكو ويدودو يرغب في زيادة أموال القرى، بالاعتماد على المديرين (رئيس القرية) كيف يمكن خفض الاختلاس لصندوق القرية”. قال ذلك إيكو في جاكرتا، السبت (10/3).
وبين إيكو أمس في اجتماعه مع وزيرة المالية ويبدو أنها توافق على زيادة أموال القرية. وذكر أن هناك العديد من الأسباب التي أدت إلى زيادة تخصيص ميزانية الصناديق القروية في ميزانية الدولة (APBN (2019، وذلك بأن جاهزية جهاز القرية في إدارة أموال القرى للزيادة أيضاً، ثم يستفيد القرويون كذلك من القدرة المالية للدولة. وقد صرفت الحكومة هذا العام 60 تريليون روبية في صناديق قروية.
“هذه الزيادة لا علاقة لها بالانتخابات الرئاسية لعام 2019. ومنذ 2015 وحتى عام 2018 ، صرفت الحكومة 187 تريليون روبية لأموال القرويين”.
وأضاف إيكو أن اليوم حوالي 80% من أموال القرية للمرحلة الأولى كانت جاهزة. وقال من قبل أنها كانت حوالي 60% جاهزة. لكنها تتزايد حاليا.
والمشكلة الرئيسية في بطء إتمام الميزانية المحلية (APBD) وتنظيم الوصاية. طلب الوزير إيكو بوترو من رئيس المنطقة إكمال الميزانية المحلية وتنظيمها في التوصية بسبب تمويل القرى في وقت واحد بمبالغ كبيرة.
“إذا كانت الميزانية المحلية بين البرلمان المحلي والتوصية لا يتفقان، فسيكون صندوق القرية ضحية ولن يتم البناء”.
ومع ذلك لقد ساعدت وزارة الشؤون الداخلية بحيث إنها أرسلت رسالة إلى رئيس المنطقة لإنهاء تنظيم التوصية وميزانياتها المحلية. “للسيطرة على صندوق القرية، وحاولنا العثور على أفضل نموذج. وإذا شددنا فسيخاف رؤساء القرى، ونحن نعمل مع وزارة الشؤون الداخلية والشرطة، لأن عملهم هذا لمنع التجاوزات. ومستقبلا، فإننا نطلب جدول ترتيب إشراف معا لنعمل سويا بشكل مريح”.
المترجم : أحمد شكري I المحرر : فارس البدر I المصدر : ريفوبليكا
Jakarta, Indonesiaalyoum.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo memastikan dana desa pada 2019 akan mengalami kenaikan. Alokasi dana desa tahun depan diperkirakan pada kisaran Rp 75 triliun hingga Rp 80 triliun.
“Diperkirakan akan mengalami kenaikan menjadi Rp 75 triliun hingga Rp 80 triliun. Pada intinya, Bapak Presiden Joko Widodo ingin meningkatkan dana desa itu sendiri, sekarang tergantung pada pengelolanya (kepala desa) bagaimana kasus korupsi dana desa bisa ditekan,” ujar Eko di Jakarta, Sabtu (10/3).
Eko menjelaskan kemarin pihaknya rapat dengan Menteri Keuangan dan sepertinya menyetujui kenaikan dana desa tersebut. Dia menyebutkan ada beberapa pertimbangan mengapa, alokasi anggaran dana desa di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalami kenaikan yakni kesiapan perangkat desa dalam mengelola dana desa juga naik, kemudian masyarakat desa juga mampu dan kemampuan keuangan negara. Pemerintah pada tahun ini mengucurkan dana desa sebesar Rp 60 triliun.
“Kenaikan ini, tidak ada hubungannya dengan Pemilihan Presiden 2019. Total sejak 2015 hingga 2018 ini, pemerintah telah mengucurkan dana untuk dana desa sebesar Rp 187 triliun.”
Saat ini, lanjut Eko, sekitar 80 persen dana desa untuk tahap satu sudah cair. Sebelumnya, dia mengatakan baru 60 persen yang sudah cair, namun sekarang mengalami kenaikan.
Kendala utamanya ada lambannya penyelesaian anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) dan peraturan bupatinya. Menteri Eko Putro meminta kepala daerah untuk menyelesaikan APBD dan peraturan bupatinya karena dana desa masuknya gelondongan dari APBD.
“Kalau APBD-nya antara dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) dan bupati tidak ada kesepakatan, maka dana desanya pun akan jadi korban dan pembangunannya pun tidak akan selesai”.
Meski demikian, lanjut Eko, pihaknya dibantu oleh Kemendagri yang sudah mengirimkan surat kepada kepala daerah untuk segera menyelesaikan peraturan bupati dan APBD-nya. “Untuk pengawasan dana desa, kami berusaha mencari model terbaik. Kalau kami terlalu ketat, kepala desa takut. Kami sudah kerja sama dengan Kemendagri dan pihak kepolisian, karena memang bertugas mencegah penyelewengan. Ke depan, kami meminta agar adanya jadwal pengawasan agar sama-sama bekerja dengan nyaman,” tutur Eko.
Penerjemah I Ahmad Syukri I Editor: Fares alBadr I Sumber: Rol