رحلة طلاب جامعة المحمدية جوغجاكرتا بين تركيا والسعودية تجمع الخبرة الطبية والروحانية

• برنامج إقامة دولية مكثّف أتاح لطلبة ماجستير إدارة المستشفيات خبرةً مباشرة في مستشفيات تركيا، مع الاطلاع على معايير رعاية دولية وتقنيات طبية حديثة تعزّز الرؤية العالمية لديهم.
• رحلة روحانية من المدينة إلى مكة تُوّجت بأداء مناسك العمرة من طواف وسعي وتحلّل، مع أثرٍ إيماني عميق عزّز جانب التزكية الذاتية إلى جوار التكوين الأكاديمي.
• دمج الخبرة الأكاديمية والزيارات الثقافية مع التجربة الروحية يهيّئ كوادر قيادية في قطاع الصحة ويؤكّد تكامل العبادة والصحة كمسارين متساندين في بناء الشخصية المهنية.

السياحة التاريخية والثقافية في تركيا

إلى جانب الزيارات الأكاديمية، تخللت الرحلة في تركيا جولات ثقافية وتاريخية. تضمنت الوجهات التي تمت زيارتها: الجامع الأزرق، آيا صوفيا، قصر توبكابي، ميدان الهيبودروم، السوق الكبير، ومصنع الجلود. هذه الزيارات إلى المعالم الأيقونية أكملت التجربة، ومنحت الطلبة فهماً أعمق لثراء التاريخ والثقافة التركية. ومن اللحظات المميزة تناول وجبة الغداء في مطعم “وارونغ إندونيسيا، أم ددن” الذي خفف حدة الشوق إلى أطباق الوطن الأم.

الرحلة الروحية إلى السعودية: المدينة ومكة

بعد الانتهاء من برنامج الإقامة في تركيا، واصل الوفد رحلته إلى السعودية، وكانت البداية من المدينة المنورة. لحظة الوصول إلى المسجد النبوي غمرت المشاعر القلوب بالخشوع والدموع. الصلاة في المسجد النبوي تركت أثراً روحياً عميقاً، وأجمل اللحظات كانت فرصة الدخول إلى الروضة الشريفة، حيث مرقد النبي ﷺ وأبي بكر الصديق وعمر بن الخطاب رضي الله عنهما. إلى جانب أداء العبادات، نُظم أيضاً جولة تاريخية في المدينة، لكن الصلاة في المسجد النبوي كانت لها الأولوية الكبرى، فلم يكن من السهل تفويت أي صلاة فيه.

العمرة في مكة: ذروة العبادة وتأمل الذات

انطلقت الرحلة من المدينة إلى مكة عبر قطار الحرمين السريع، وكانت الرحلة مفعمة بالمشاعر خاصة مع ترديد التلبية حتى الوصول. وعند أول نظرة إلى الكعبة المشرفة، انهمرت الدموع مجدداً، لتتفجر كل الدعوات والآمال بين يدي الله. أُديت مناسك العمرة – من طواف وسعي وتحلل، في أجواء إيمانية مؤثرة.

الأيام في مكة امتلأت بالعبادة: الصلاة جماعة، الدعاء، تلاوة القرآن، وحضور مواعظ قصيرة تغذي الروح. وفي اليوم الأخير، أدى الوفد طواف الوداع، لحظة وداع صعبة للبيت الحرام، مع ابتهال إلى الله بأن يكتب لهم العودة مرة أخرى. هذه التجربة أكدت أن العبادة والصحة أمران متكاملان لا ينفصلان.

الخاتمة: تحول الذات وشكر النعمة

عاد الوفد إلى إندونيسيا عبر جدة، لكن القلوب بقيت معلقة في الأراضي المقدسة. لقد كان برنامج الإقامة هذا مميزاً، جمع بين خبرة أكاديمية في المستشفيات التركية وتجربة روحانية عظيمة في مكة والمدينة. كما لخّص المشرف على الرحلة: “عمرة صحيحة ومقبولة هي الأولوية القصوى”.

بالنسبة للكاتب، كانت هذه الرحلة تحولاً روحياً وحياتياً؛ فمن تركيا التي تزخر بالتاريخ، إلى المدينة المنورة التي تبعث الطمأنينة، وصولاً إلى مكة التي تجسد ذروة العبادة، كلها دروس في الشكر والصبر والخضوع لله. نسأل الله أن يتقبل هذه الأعمال، ويجعلها زادًا للآخرة، ويرزقنا جميعاً عمرة مبرورة. آمين يا رب العالمين.

إرني بوسبيتا ساري | إندونيسيا اليوم | كومباسينا

JAKARTA, INDONESIA ALYOUM.COM – Dokumen ini merangkum pengalaman residensi internasional yang dilakukan oleh mahasiswa Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ke Turki dan Arab Saudi. Program residensi ini merupakan bagian integral dari kurikulum pembelajaran yang bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai standar pelayanan rumah sakit bertaraf internasional, sekaligus memberikan pengalaman spiritual yang mendalam di Tanah Suci.

Residensi Internasional: Sebuah Inovasi Pembelajaran

Program residensi adalah kegiatan pembelajaran wajib yang dilaksanakan pada semester kedua bagi mahasiswa Magister Administrasi Rumah Sakit UMY. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, residensi kali ini sepenuhnya dilaksanakan di luar negeri, yaitu di Turki dan Arab Saudi. Keputusan ini diambil dengan tujuan utama untuk memberikan paparan langsung kepada mahasiswa tentang kemajuan dan praktik terbaik dalam pelayanan rumah sakit di kancah internasional. Ini adalah langkah progresif dalam memperkaya pengalaman belajar mahasiswa, mempersiapkan mereka menjadi pemimpin yang kompeten di bidang administrasi rumah sakit dengan perspektif global.

Perjalanan ke Turki: Wawasan Medis dan Sejarah Peradaban

Perjalanan residensi dibagi menjadi dua gelombang, dan penulis berkesempatan mengikuti gelombang kedua yang berlangsung selama sembilan hari, dari tanggal 11 hingga 20 Agustus 2025. Perjalanan dimulai dari Jakarta menuju Istanbul, Turki. Setibanya di Istanbul, rombongan langsung diajak menikmati keindahan Bosporus Cruise, sebuah pengalaman yang menakjubkan karena memungkinkan mereka menyaksikan pertemuan dua benua, Asia dan Eropa, dari atas kapal. Selain itu, kunjungan ke Masjid Eyub dan makam Abu Ayyub Al-Anshari, sahabat Rasulullah SAW, memberikan sentuhan spiritual yang mendalam, membangkitkan perasaan haru seolah kembali ke masa awal peradaban Islam.

Kunjungan Rumah Sakit: Medipol University Hospital

Bagian krusial dari residensi di Turki adalah kunjungan ke rumah sakit. Rumah sakit pertama yang dikunjungi adalah Medipol University Hospital. Rombongan disambut dengan hangat, dan pihak manajemen rumah sakit mempresentasikan profil serta strategi pemasaran yang mereka terapkan. Medipol University Hospital dikenal sebagai rumah sakit swasta terbesar di Turki, dengan arsitektur modern, teknologi cerdas, dan peralatan medis canggih. Rumah sakit ini juga menyandang predikat sebagai salah satu yang terbaik di Turki dengan teknologi generasi baru, menjadikannya pusat rujukan kesehatan baik di tingkat nasional maupun internasional.

Pada hari kedua, kunjungan dilanjutkan ke Medipol Pendik University Hospital, yang merupakan bagian dari Istanbul Medipol University dan berfungsi sebagai pusat aplikasi serta penelitian kesehatan. Di sini, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung mengenai standar pelayanan kesehatan internasional, mulai dari pemanfaatan teknologi mutakhir, sistem penanganan pasien, hingga konsep edukasi kesehatan yang diterapkan. Pengalaman ini sangat berharga, memberikan gambaran langsung tentang operasional pelayanan kesehatan di negara lain.

Wisata Sejarah dan Budaya di Turki

Selain kunjungan akademik, perjalanan di Turki juga diisi dengan wisata sejarah dan budaya. Destinasi yang dikunjungi meliputi Blue Mosque, Hagia Sophia, Istana Topkapi, Hippodrome Square, Grand Bazaar, dan Leather Factory. Kunjungan ke tempat-tempat ikonik ini melengkapi pengalaman di Turki, memberikan pemahaman lebih dalam tentang kekayaan sejarah dan budaya negara tersebut. Sebuah momen menarik adalah makan siang di Warung Indonesia Ibu Deden, yang sedikit mengobati kerinduan akan masakan tanah air.

Perjalanan Spiritual ke Arab Saudi: Madinah dan Mekkah

Setelah menyelesaikan residensi di Turki, perjalanan dilanjutkan ke Arab Saudi, dimulai dari Madinah. Setibanya di Masjid Nabawi, perasaan haru dan takjub menyelimuti, dengan air mata yang tak terbendung. Shalat di Masjid Nabawi memberikan pengalaman spiritual yang sangat berbeda. Momen paling mengharukan adalah kesempatan untuk masuk ke Raudhah, taman surga di dunia, tempat makam Rasulullah SAW, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab. Di sela-sela ibadah, dilakukan pula city tour Madinah yang menambah wawasan sejarah Islam. Namun, shalat berjamaah di Masjid Nabawi tetap menjadi prioritas utama, dengan setiap waktu shalat terasa sulit untuk dilewatkan.

Umrah di Mekkah: Puncak Ibadah dan Refleksi Diri

Perjalanan dari Madinah ke Mekkah dilakukan menggunakan kereta cepat Haramain High Speed Railway. Perjalanan ini terasa istimewa dan penuh haru, terutama dengan niat untuk melaksanakan ibadah umrah. Bacaan Talbiyah terus diucapkan sepanjang perjalanan hingga tiba di Mekkah. Saat pertama kali menatap Ka’bah, air mata kembali menetes tanpa bisa ditahan. Semua doa, harapan, dan penyesalan seolah tumpah dalam sujud di depan Baitullah. Prosesi thawaf, sa’i, dan tahallul dilaksanakan dengan penuh kekhusyukan. Hari-hari di Mekkah diisi dengan memperbanyak ibadah, seperti shalat berjamaah, doa, tilawah Al-Qur’an, dan tausiyah singkat yang menambah semangat spiritual.

Pada hari terakhir di Mekkah, sebelum kembali ke tanah air, rombongan menunaikan Thawaf Wada, sebuah perpisahan yang berat dengan Baitullah. Doa dipanjatkan agar suatu saat nanti Allah SWT memberikan kesempatan untuk kembali mengunjungi Baitullah. Pengalaman ini semakin menegaskan bahwa ibadah dan kesehatan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Penutup: Metamorfosis Diri dan Rasa Syukur

Dengan hati penuh syukur, rombongan kembali ke Indonesia melalui Jeddah. Meskipun secara fisik telah kembali ke tanah air, hati dan pikiran masih terasa tertinggal di Tanah Suci. Program residensi ini sungguh istimewa, tidak hanya memberikan pengalaman kunjungan rumah sakit di Turki, tetapi juga pengalaman spiritual yang luar biasa. Sebagaimana pesan pembimbing, “Umrah sehat dan mabrur adalah prioritas.”

Bagi penulis pribadi, perjalanan ini menjadi sebuah metamorfosis hidup. Dari Turki yang kaya sejarah, Madinah yang menenangkan, hingga Mekkah yang menjadi puncak ibadah, semuanya mengajarkan arti syukur, sabar, dan ketundukan kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT menerima ibadah ini, menjadikannya bekal di akhirat, dan menganugerahkannya sebagai umrah yang mabrur. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Erni Puspita Sari | KOMPASIANA