السياحة في بالي تعود إلى وضعها الطبيعي

Wisata di Bali kembali normal

0 1٬125

 

بالي، اندونيسيا اليوم – قال وزير السياحة، عريف يحيى، أن حركة السياحة نحو جزيرة بالى عادوا الى طبيعتها بعد زوال مخاوف من انفجار بركان جبل “أجونج.” (إقرأ أيضا: أفضل أماكن سياحية في بالي)

“جزيرة بالي عادت إلى وضعها الطبيعي، وهذا يتبين من عدد من السياح الوافدين، الذين يبلغ عددهم عادة 15 ألف في اليوم، وكان عددهم قد انخفض إلى ألفين في اليوم في الماضي، لكنهم وصلوا الآن إلى 12300 يوميا”. بحسب عريف خلال مؤتمر صحفي بعد حضوره الاجتماع المحدودة في مركز قرية ويردابورا، سانور، بالي، ليلة الجمعة.

وقال أن هذا العدد وصل إلى حوالى 80 فى المائة من المعدل الطبيعى. “وآمل أن يعكس زملاؤنا الإعلاميون هذا الوضع الجديد”.

وقال عريف إن تأثير انفجار جبل أجونج لم يتجاوز إلا بعض المناطق التي تقع على بعد 8-10 كيلومترات من مدى تدفق الحمم من الجبل.

وقال أنه تم إلغاء حالة الطوارئ، وبعد ذلك سوف تقوم الجهات ذات الصلة بتسويق كبير حتى يعود السياح لبالي.

” سوف نقدم ميزانية البالغة 100 مليار روبية إلى حاكم بالي ليرأس حملة الترويج في بالي”. بحسبه.

وقال وزير السياحة أنه تم التباحث بينه وبين وزير النقل عن تسهيل وسائل النقل من أجل تقديم أفضل الخدمات للسياح فى بالى.

وقال “ما يتعلق بالنقل قمنا ببحثه مع وزير النقل، في اجتماع استمر لمدة ثلاث ساعات لتقديم أفضل الخدمات للسياح فى بالى”.

وقال سكرتير الوزراء برامونو أنونج فى نفس المناسبة أن الهدف الرئيسى للرئيس جوكو ويدودو ونائب الرئيس يوسف كالا في الاجتماع المحدود في بالى إظهارهما إلى العالم حال الأمن في بالي واستعدادها حاليا لاستقبال السياح.

وبين برامونو أيضا أن الاجتماع المحدود قد قرر إلغاء حالة الطوارئ بعد انفجار بركان جبل أغونغ.

وأضاف “إن حالة الطوارئ كانت تعبّر عن الخوف، لذلك تم إصدار حظر السفر”.

وقال حاكم بالى، مانكو باستيكا، إن الخدمات اللوجستية للاجئين ستستمر بالرغم من إلغاء حالة الطوارئ.

وقال “إن حالة الطوارئ لا تعنى في الواقع أن بالى في حالة طارئة، وأقول كثيرا أن الاستجابة لحالات الطوارئ قد تستهدف اللاجئين، من حيث الخدمات اللوجستية، وليس كل مناطق بالى فى حالة طارئة”.

كما ذكر أيضاً أنّ حالة الطوارئ جعلت دولا أخرى تصدر منع لسفر، أو تحذير من السفر، أو نصيحة للسفر، على الرغم من أنها تتعلق فقط باللاجئين والخدمات اللوجستية.

المترجم: لالو عبد الرزاق | المحرر: طلال الشيقي | المصدر: انتارا

Bali, Indonesiaalyoum.com – Menteri pariwisata Arief Yahya mengatakan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali kembali normal pasca erupsi Gunung Agung.

“Bali normal istilahnya. Hal itu ditunjukkan angka kehadiran wisman, biasanya rata-rata 15 ribu (per hari), sempat turun 2.000 (per hari), hari ini sudah mencapai 12.300 (per hari),” kata Arief saat konferensi pers usai menghadiri Rapat Terbatas di di Werdhapura Village Center, Sanur, Bali, Jumat malam.

Dia mengatakan angka tersebut sudah mencapai sekitar 80 persen dari angka normal. “Saya berharap rekan-rekan media di sini menjaga suasana yang mulai kondusif ini,” katanya.

Arief mengatakan dampak erupsi Gunung Agung itu hanya berdampak di wilayah 8-10 kilometer dari kawah gunung tersebut.

Dia juga mengungkapkan bahwa status tanggap darurat sudah dicabut dan selanjutnya pihaknya akan melakukan pemasaran besar-besar agar wisatawan datang kembali ke Bali.

“Anggaran Rp100 miliar yang akan kita serahkan kepada Gubernur (Bali) untuk memimpin pemasaran di Bali,” ungkapnya.

Menpar juga mengatakan dirinya dengan Menteri Perhubungan telah membahas alat transportasi agar memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan di Bali.

“Terkait dengan perhubungan sudah kita selesaikan dengan Menhub, sudah rapat tiga jam di sini untuk memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan di Bali,” jelasnya.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dalam kesempatan sama, mengatakan tujuan utama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas di Bali untuk menunjukan pada dunia bahwa Bali sekarang aman dan siap menerima wisatawan.

Pramono juga mengungkapkan bahwa Ratas telah memutuskan dicabutnya tanggap darurat pasca erupsi Gunung Agung.

“Status darurat itu menjadi, dalam tanda kutip ketakutan, sehingga mereka mengeluarkan `travel band`,” katanya.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan logistik untuk para pengungsi tetap akan dikeluarkan, walaupun status tanggap daruratnya dicabut.

“Karena memang sesungguhnya istilah tanggap darurat itu tidak menyatakan bahwa Bali dalam keadaan darurat. Jadi sering saya katakan tanggap darurat itu untuk pengungsi, kaitannya dengan logistik, bukan seluruh Bali itu dalam keadaan tanggap darurat,” katanya.

Dia juga mengatakan status tanggap darurat ini justru membuat negara-negara lain mengeluarkan “travel band”, “travel warning”, “travel advisory”, walaupun hanya terkait urusan pengungsi dan logistik.

Penerjemah: Lalu Abdul Razzak | Editor: Talal alSaiqi | Sumber: Antara

 

تعليقات
Loading...