إعلان موضوع معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر 2026، وهو الترويج لتنوع الوجهات السياحية في إندونيسيا
Umumkan Tema 2026, BBTF Promosikan Beragam Destinasi Wisata
إقرأ أيضا: السياحة العلاجية في إندونيسيا: عصر جديد من الخدمات الصحية المتكاملة مع السياحة
وفي مؤتمر صحفي ختامي أدارَه رئيس لجنة معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر2025، إ بوتو ويناسترا، بمشاركة ممثلين عن المشترين والبائعين والمشاركين في المعرض، جرى استعراض إنجازات المعرض وأهميته الاستراتيجية المتنامية في رسم ملامح مستقبل السياحة الإندونيسية.
وقال إ بوتو ويناسترا، الذي يرأس كذلك رابطة وكلاء السفر لإقليم بالي: “يفخر معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر بدوره في دعم نمو السياحة المستدامة في إندونيسيا عبر منصة موثوقة تربط الأسواق، وتعزز الشراكات، وتروج لمجموعة متنوعة من الوجهات السياحية. وبفضل دعم وزارة السياحة، ووزارة الخارجية، وحكومة إقليم بالي، والشركاء المعنيين، يواصل معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر دوره كجسر متين بين إندونيسيا والعالم، انطلاقًا من بالي.”
وكشف عن تقدير قيمة الصفقات التجارية في معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر 2025 بنحو 7.84 تريليون روبية، بزيادة 3% مقارنة بعام 2024 رغم التحديات، مثل ارتفاع أسعار تذاكر الطيران، الذي أثر على خيارات الوجهات السياحية. وأضاف: “شهدنا هذا العام مشاركة متزايدة من أسواق نامية، مما عزز الطلب على المعرفة بالوجهات والمنتجات. ونتوقع في 2026 مشاركة أوسع من بائعين من مناطق خارج بالي بمساهمة عدد أكبر من المحافظات.”
على مدار ثلاثة أيام، ساهمت اللقاءات المباشرة المنظمة بين المشترين الدوليين والبائعين الإندونيسيين في خلق شراكات مثمرة. وعبّر المشتري سيبولون شيليهو شيكالو من ناميبيا عن سعادته قائلاً: “كانت فرصة ثمينة للتعرف على عمق إندونيسيا خارج بالي. معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر تجاوز توقعاتنا التجارية وأسهم في إثراء معرفتنا بالسياحة البيئية والمستدامة. نخطط للعودة العام المقبل بفريق ناميبي أكبر، ونسعى لدعوة شركاء وإعلاميين من إندونيسيا وبالي لتطوير مبادرات مماثلة في ناميبيا.”
وفي خطوة لتعزيز التعاون السياحي الثنائي، وقعت رابطة وكلاء السفر بالي وهيئة السياحة الناميبية مذكرة تفاهم تهدف إلى الترويج السياحي المتبادل، تشمل زيارات تعريفية وورش عمل ولقاءات أعمال وتبادل المؤثرين والإعلاميين، إلى جانب تطوير مناطق جديدة وبرامج سياحية مشتركة.
الشركاء يؤكدون القيمة الاستراتيجية للمعرض
أكدت رئيسة قسم التسويق في هيئة السياحة ببالي، إدا آيو إينده يوستيكاريني، أن معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر يمثل فرصة تعليمية للبائعين، مشيرة إلى أهمية تعزيز تنافسية بالي وحث السائحين على استكشاف وجهات جديدة لتخفيف الازدحام. أما ممثلة هيئة السياحة في كاليمانتان الشرقية، ريرين ساري ديوي، فأكدت أن معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر عزز فرص السياحة المحلية والدولية للمنطقة، خاصة مع التركيز على الطبيعة والثقافة. فيما نوّه ممثل كروس هوتيل بدور معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر في بناء ثقة البائعين وتوسيع استثماراتهم.
شراكات مستمرة من الرعاة لدعم معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر
من جانبه، قال مدير منتجع بالي تروبيك ريزورت آند سبا، إي غوستي مادي سوديارسا، إن معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر يسهم في إبراز التراث الثقافي الأصيل لبالي. وبدوره، أشار كريستوفر تشونغ، المدير الإقليمي لمبيعات وتوزيع ماريوت بونفوي، إلى استمرار شراكتهم مع المعرض، مشددًا على انسجام استراتيجيتهم الفندقية مع رسالة معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر ودورهم في دعم المنتجات المحلية المستدامة.
وأعلن المنظمون أن النسخة الثانية عشرة من معرض بالي وما بعدها للسياحة والسفر ستقام في 28-30 مايو 2026 تحت شعار: “إعادة تعريف رحلة الطهو الإندونيسية: احتفاء بالنكهة والثقافة والتراث المستدام”.
إقرأ أيضا: الدراما العربية ومعرض المنتجات الإبداعية، ثمرة إعادة تصميم منهج قسم الأدب العربي بجامعة حسن الدين
وسيسلط الحدث الضوء على المطبخ الإندونيسي كقوة جذب سياحي تعكس عمق الطبيعة والثقافة والمجتمع، مع التركيز على الأطباق المتجذرة في النظم البيئية المحلية والموروثة عبر الأجيال. ومن أبرز ملامح الفعالية استبدال الحوارات السياحية بلقاءات أكثر قربًا، مع عشاء ترحيبي في ذا لاجونا في نوسا دوا لافتتاح الحدث بأسلوب راقٍ ودافئ.
تابع الأخبار والمقالات الأخرى على قناة واتساب
إرني بوسبيتا ساري | إندونيسيا اليوم | BISNISBALI.com
JAKARTA, INDONESIA ALYOUM.COM – Edisi ke-11 dari Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) berakhir dengan sukses hari ini di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, yang memperkuat reputasinya sebagai pasar perjalanan B2B internasional terkemuka di Indonesia.
Acara ini mempertemukan lebih dari 529 pembeli dari 45 negara dan 499 penjual yang mewakili destinasi di seluruh nusantara. Dalam Closing Press Conference dipandu oleh Ketua Panitia BBTF 2025 I Putu Winastra, S.AB, M.A.P., bersama perwakilan dari buyer, seller, dan peserta pameran, menyoroti pencapaian pameran dagang dan nilai strategisnya yang terus berkembang dalam membentuk masa depan pariwisata Indonesia.
“BBTF merasa bangga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan pariwisata Indonesia yang berkelanjutan dengan membangun platform terpercaya yang menghubungkan pasar, memperkuat kemitraan, dan mempromosikan destinasi wisata yang beragam. Dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata, Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Provinsi Bali, dan para pemangku kepentingan, BBTF tetap menjadi jembatan yang kuat antara Indonesia dan dunia, dimulai dari Bali,” kata I Putu Winastra, S.AB, M.A.P., yang juga menjadi Ketua ASITA Regional Bali, Jumat (13/6).
Ia menyebutkan estimasi nilai transaksi pada BBTF 2025 mencapai Rp7,84 triliun, meningkat 3 persen dibandingkan dengan Rp7,61 triliun pada tahun 2024.
Peningkatan ini terjadi meskipun ada tantangan seperti kenaikan biaya tiket pesawat yang memengaruhi pergeseran destinasi wisata.
“Tahun ini juga terjadi peningkatan partisipasi dari pasar berkembang, sehingga menciptakan permintaan yang lebih besar untuk pengetahuan destinasi dan produk. Ke depannya, penyelenggara mengantisipasi partisipasi seller yang lebih luas dari daerah-daerah di luar Bali pada tahun 2026 dengan lebih banyak provinsi yang bergabung,” tambahnya.
Sepanjang acara tiga hari tersebut, pertemuan B2B yang dikurasi memungkinkan keterlibatan yang produktif antara buyer internasional dan seller Indonesia. Buyer pertama kali Sebulon Chiliho Chicalu dari Namibia berbagi kegembiraannya.
“Ini merupakan kesempatan yang berarti untuk memahami kedalaman Indonesia di luar Bali. Begitu banyak pembelajaran tentang produk dan mengenal orang-orang di baliknya. Minat kami juga pada pariwisata desa dan masyarakat. BBTF telah melampaui harapan bisnis kami dan akan terus menghasilkan prospek yang kuat tetapi juga menawarkan pelajaran berharga dalam pelestarian lingkungan dan keberlanjutan pariwisata. Pertukaran pengetahuan ini menghasilkan rencana yang dikonfirmasi untuk kembali tahun depan dengan tim operator Namibia yang lebih besar, serta untuk mengundang rekan dan media Indonesia dan Bali untuk mengembangkan inisiatif serupa di Namibia,” ujarnya.
Untuk memperkuat hubungan pariwisata bilateral dengan ekonomi dan budaya serta persahabatan yang kuat, hari ini ASITA Bali dan Badan Pariwisata Namibia (NTB) negara Afrika, telah menandatangani Nota Kesepahaman untuk mempromosikan pariwisata di kedua negara. Bertujuan untuk memberikan manfaat bersama jangka panjang yang mencakup perjalanan pengenalan, lokakarya dan pertemuan B2B, pertukaran influencer dan media, pengembangan area baru, dan paket wisata bersama.
Kemitraan ini juga mendorong proyek tanggung jawab sosial, partisipasi sektor swasta dalam pameran dan festival, program pelatihan profesional, dan materi promosi bersama—semuanya sebagai prinsip panduan tanpa memaksakan komitmen finansial langsung.
Penjual Mengenali Nilai Strategis BBTF
“Pameran dagang ini merupakan pengalaman belajar karena para penjual, peserta pameran dari 8 kabupaten dan kota perlu menanggapi ekspektasi pasar. Bali sebagai destinasi dunia akan selalu perlu menyempurnakan dan mempertahankan posisi kami dengan keunggulan kompetitif. Kami mengembangkan pola perjalanan dengan kabupaten dan mendorong wisatawan untuk menjelajahi destinasi untuk menghindari kawasan pariwisata yang padat – BBTF membantu kami melakukannya dan mempromosikan destinasi yang berkelanjutan dan berkualitas,” kata Kepala Pemasaran, Dinas Pariwisata Pemerintah Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini, SS., M.Hum.
Turut hadir sebagai peserta pameran adalah Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, Ririn Sari Dewi, S.IP, M.Si.
“BBTF memberikan peluang strategis bagi Kalimantan Timur untuk meningkatkan pariwisata domestik dengan fokus pada alam dan memperkenalkan aset budaya dan tradisi yang kaya—hasil dari partisipasi terakhir kami di BBTF membawa peningkatan klien internasional,” kata Ririn Sari Dewi.
Hal senada disampaikan oleh manajemen Cross Hotel, Komang Artana. “Konsistensi BBTF untuk mendatangkan buyers internasional, membangun rasa percaya diri bagi para sellers untuk berpartisipasi dan terus mengembangkan properti kami,” ungkap Artana.
Komitmen Berkelanjutan Sponsor untuk Berkolaborasi dengan BBTF
Sebagai sponsor, Manajer Resor Bali Tropic Resort & Spa, I Gusti Made Sudiarsa menekankan, pihaknya telah mempromosikan warisan Bali dan menjalani kehidupan sehari-hari selama 25 tahun. “BBTF adalah kunci untuk menghadirkan pengalaman budaya dan tradisi Bali yang autentik dan menarik pasar global premium,” ujar Sudiarsa.
Senior Director of Sales & Distribution Indonesia & Malaysia of Marriott Bonvoy Christopher Chung mencatat, kemitraan yang telah berlangsung selama 5 tahun akan terus berlanjut dengan BBTF.
“Hal ini menyoroti strategi perhotelan kami yang selaras erat dengan misi BBTF, menjadikan ini acara penting dalam kalender tahunan kami. Selain itu, di properti kami, kami menerapkan ‘Bali to Bali’ – mengacu pada komitmen kami untuk berkolaborasi dengan pemasok dengan produk yang diproduksi secara lokal yang menunjukkan keberlanjutan yang membutuhkan konsistensi dan disiplin dan berharap ini menginspirasi orang lain,” tegasnya.
Pada upacara penutupan, panitia penyelenggara secara resmi mengumumkan bahwa BBTF edisi ke-12 akan berlangsung pada 28-30 Mei 2026 di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua mengangkat tema
“Redefining Indonesia’s Gastronomy Journey: A Celebration of Taste, Culture, and Sustainable Heritage”.
Pada tahun 2026, BBTF akan menyoroti gastronomi sebagai kekuatan untuk pengalaman baru yang menonjol seperti alam, budaya, dan masyarakat. Warisan kuliner Indonesia berakar pada ekosistem lokal dan diwariskan dari generasi ke generasi, menawarkan wisatawan hubungan yang lebih dalam dengan jiwa destinasi tersebut.
“Gastronomi lebih dari sekadar cita rasa, ini adalah cara untuk memahami warisan, menghubungkan, dan melestarikan,” kata I Putu Winastra.
“Tema ini mencerminkan keyakinan kami bahwa wisata kuliner dapat mengangkat masyarakat, mendukung keanekaragaman hayati, dan menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih sadar.”
Sorotan khusus untuk agenda tahun depan adalah penggantian Talkshow Pariwisata dengan pertemuan yang lebih intim dan menarik. Alih-alih Talkshow, acara akan dibuka dengan Welcome Dinner di The Laguna, Luxury Collection Resort & Spa, Nusa Dua, Bali menawarkan awal yang hangat dan elegan untuk BBTF ke-12 tahun 2026.
Tujuan dari tema 2026 adalah untuk mempromosikan gastronomi sebagai penggerak pariwisata yang berkualitas dan bertanggung jawab. Dengan berfokus pada tradisi makanan yang berakar pada ekosistem dan masyarakat setempat, BBTF 2026 bertujuan untuk mendorong perjalanan berdampak rendah namun bernilai tinggi, mendukung produsen lokal dan sistem pangan berkelanjutan, serta menarik wisatawan yang sadar lingkungan yang mencari pengalaman yang bermakna dan kaya budaya.
Erni Puspita Sari | BISNISBALI.com