فضلي زون يطلب من الحكومة قطع سلسلة توريد المخدرات

Fadli Zon minta agar pemerintah memutus rantai pasokan narkoba

0 785

جاكرتا، إندونيسيا اليوم – نائب رئيس مجلس النواب، فضلى زون، يرى أنه يجب على الحكومة ورجال الأمن تنفيذ القانون بقطع سلسلة توريد المخدرات فى البلد فورا، وذلك عن طريق تحسين الحراسة والأمن فى المناطق الحدودية وخاصة البحرية منها.

“أعتقد أن ثمانين فى المائة من تهريب المخدرات يتم عن طريق البحر وحسب بيانات الوكالة الوطنية لمكافحة المخدرات أنه تقوم به عصابات من ماليزيا وتايوان والصين”. قاله فضلي فى جاكرتا يوم الخميس.

واعتبر أن المشكلة حتى الآن هي سعة مياه إندونيسيا مع قلة عدد رجال الأمن الإندونيسيين، فيجب على الحكومة حلها فورا.

وكان ذلك، وفقا له، هو الذي دفعه إلى انتقاد جهود الحكومة لخصخصة الموانئ والمطارات.

“لان الموانئ والمطارات تعتبر نقاطا مهمة لمواجهة تهريب المخدرات، فانها أيضا تحتاج بنية تحتية للدفاع والأمن يجب أن تسيطر عليها الدولة”. أضاف.

وقال فضلى إن النقطة الثانية لقطع سلسلة التوريد هى تعزيز تطبيق القانون لأنه ليس من السر أن تجار المخدرات يستهدفون اندونيسيا.

ذلك لأنهم لا يجدون سوقا كبيرا فحسب، بل أيضا لأن القانون هنا يمكن شراؤه وليس سرا أن تكون الهيئات المجتمعية مكانا لمعاملات المخدرات.

وقال “لهذا السبب يجب على الحكومة أن تقوم فورا بتطهير الهيئات المجتمعية من المخدرات، وتنفيذ القانون الحازم تجاه رجال الأمن الذين يتورطون في هذا العمل المدمر. ويجب أن يكون السجن مكانا أكثر قيمة للمخدرات”. قال.

وأوضح فضلي أنه بالإضافة إلى قطع سلسلة التوريد، ينبغي للحكومة أيضا أن تكون قادرة على قمع الطلب على المخدرات بحيث يجب أن تكون هناك عقوبات صارمة، على سبيل المثال، على الفنانين المشاركين في توزيع أو تعاطي المخدرات.

واعتبر أن مستخدمي المخدرات من الفنانين يمكن أن يعطي “تأثيرا سيئا للشباب، لحب كثير من الناس لهم.

وقال “إن الذين يتورطون فى المخدرات، حتى تتم براءتهم، يجب منعهم من الظهور على شاشات التليفزيون. أو على التلفزيون ومكان الانتاج القيام باختبار بولهم كشكل من أشكال الوقاية”. قال.

وحث فضلي الرئيس جوكو ويدودو لإصدار التوجيه الرئاسي (PI) المتعلق بالاتجار بالمخدرات لأنها أصبحت جريمة غير عادية وتهدد امن البلاد، لكن المعالجة لا تزال ضعيفة.

المترجم :لالو عبد الرزاق | المحرر: طلال الشيقي | المصدر: صحيفة أنتارا

Jakarta, Indonesiaalyoum.com – Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai bahwa pemerintah dan aparat penegak hukum harus segera memutus rantai pasokan narkoba di dalam negeri yaitu dengan meningkatkan penjagaan dan pengamanan di wilayah perbatasan khususnya laut.

“Delapan puluh persen penyelundupan narkoba saya kira dilakukan melalui laut dan menurut data Badan Narkotika Nasional terutama dilakukan oleh sindikat-sindikat yang berasal dari Malaysia, Taiwan, Cina,” kata Fadli di Jakarta, Kamis.

Dia menilai masalah selama ini adalah perairan Indonesia sangat luas namun jumlah petugasnya sangat terbatas sehingga harus segera diatasi oleh pemerintah.

Hal itu menurut dia yang menyebabkan dirinya mengkritik keras upaya pemerintah untuk melakukan privatisasi pelabuhan serta bandara.

“Karena pelabuhan dan bandara adalah simpul-simpul penting untuk menghadang penyelundupan narkoba, selain merupakan infrastruktur pertahanan dan keamanan yang harus dikuasai oleh negara,” ujarnya.

Fadli mengatakan poin kedua untuk memutus rantai pasok adalah dengan mempertegas penegakan hukum karena sudah bukan merupakan rahasia lagi jika para bandar narkoba senang sekali dengan Indonesia.

Hal itu menurut dia karena mereka bukan hanya menemukan pasar yang besar namun juga karena di sini hukumnya bisa dibeli dan bukan rahasia umum lagi jika Lembaga Pemasyarakatan di sini bahkan bisa menjadi tempat transaksi narkoba.

“Itu sebabnya pemerintah harus segera membersihkan LP-LP kita dari peredaran narkoba, dan hukum berat aparat penegak hukum yang terlibat dalam bisnis merusak ini. Penjara seharusnya bisa menjadi tempat paling steril dari narkoba,” katanya.

Fadli menjelaskan selain rantai pasok, pemerintah juga harus bisa menekan permintaan atas narkoba sehingga harus ada sanksi tegas, misalnya, terhadap para artis yang terlibat dalam konsumsi ataupun peredaran narkoba.

Dia menilai artis pengguna narkoba bisa memberikan “demonstration effect” yang buruk bagi anak-anak muda, karena mereka diidolakan oleh banyak orang.

“Seharusnya mereka yang pernah terlibat narkoba, sampai terbukti bersih, harus dicekal tampil di televisi. Atau televisi dan rumah produksi melakukan tes urine pada mereka sebagai bentuk pencegahan,” ujarnya.

Fadli juga mendesak Presiden Joko Widodo mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) terkait peredaran narkoba karena telah menjadi kejahatan luar biasa dan mengancam ketahanan negara namun penanganannya masih biasa saja.

Penerjemah: Lalu Abdul Razzak | Editor: Talal alSahiqi | Sumber: Antara

 

 

تعليقات
Loading...